Jus Mengkudu
SOAL HALAL DAN HARAM
Setelah sekian lama mencari artikel mengenai buah mengkudu /
pace akhirnya ketemu juga mengenai halal dan haramnya buah mengkudu. Buah
mengkudu bagi sebagian orang memang kurang nikmat rasanya. Bahkan, ada yang
mengatakan hambar. Bila dimasak dengan cara direbus, akan memunculkan aroma
menyengat. Tetapi, di balik ketidaksedapan rasa dan aromanya itu, buah mengkudu
kaya akan khasiat.
Buah
ini ternyata mengandung zat-zat antikanker (damnacanthal). Penemuan ini
merupakan hasil temuan jurnal Cancer Letter pada 1993. Hasil mengejutkan
lainnya juga disimpulkan oleh Dr Neil Solomon. Ia berhasil mengungkapkan
manfaat mengkudu untuk membantu pemulihan penyakit. Mulai dari jantung,
diabetes, kanker, stroke, dan lainnya.
Sejumlah
produsen pun tertarik menjual jus mengkudu dalam kemasan-kemasan siap minum.
Tak hanya itu, industri dan ibu rumah tangga pun tergerak mengolah buah ini
menjadi obat-obatan tradisional. Namun, proses pengolahan yang kurang tepat
justru bisa berefek pada ketidakhalalan jus yang diolah akibat fermentasi
berlebihan.
Hukum
dasar jus mengkudu sebenarnya halal dikonsumsi selama memenuhi unsur kehalalan
dan tayib. Ketentuan kedua hal itu termaktub dalam ayat,
“Makanlah
yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.”(QS Al-Baqarah [2]: 168).
Salah
satu faktor eksternal yang memengaruhi ketidakhalalan mengkudu ialah keberadaan
alkohol akibat fermentasi.
Penggunaan
alkohol dalam Islam karena merupakan salah satu jenis khamar yang dilarang,
tidak diperkenankan, baik dalam minuman, makanan, maupun obat-obatan. Yang
dimaksud dengan alkohol di sini ialah istilah umum untuk senyawa organik apa
pun yang memiliki gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil (-OH) yang
terikat pada atom karbon.
Mengutip
Kumpulan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), penggunaan alkohol dalam makanan
diharamkan. Termasuk, etanol atau senyawa lain, seperti metanol, asealdehida,
dan etilasetat, yang dibuat secara fermentasi dengan rekayasa dari berbagai
jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat atau minuman yang
mengandung etanol dan atau metanol yang ditambahkan dengan sengaja.
Dalam
buku fatwa tersebut juga dijelaskan, penggunaan alkohol atau etanol hasil
industri nonkhamar—baik merupakan hasil sintesis kimiawi (dari petrokimia)
maupun hasil industri fermentasi nonkhamar—untuk proses produksi makanan,
minuman, kosmetik, dan obat-obatan, hukumnya haram bila medis menyatakan
membahayakan.
Karena
itu, agar jus mengkudu tersebut halal, pakar pangan asal IPB Prof Anton
Apriyantono memberikan saran penting. Masukannya tersebut ia tuangkan di
bukunya yang berjudul “Tanya Jawab Soal Halal”.
Menurutnya,
agar tetap pada status halal maka pengolahan jus mengkudu tidak boleh
melibatkan proses fermentasi. Proses pengolahan jus mengkudu biasanya buah
dipres hingga diperoleh sari buah yang bercampur dengan bahan lain yang
menimbulkan kekeruhan.
Hasil
pres tersebut lalu diendapkan untuk memperoleh jus yang jernih. Tetapi, jangan
sampai proses pengendapan lebih dari satu hari dengan suhu kamar yang cukup.
Hindari panas agar terhindar dari fermentasi.
Ketika
proses pengemasan, sebelumnya agar jus yang telah siap tadi awet maka pH jus
diturunkan hingga kadar 2,8-2,9. Penurunan itu biasanya memakai asam sitrat.
Setelah proses pengawetan itu selesai maka pada tahap pengemasan dilakukan
sterilisasi. Paling baik pada suhu 100 derajat selama 30 menit.
Sebelum
sterilisasi itu ditempuh, botol telah disterilkan terlebih dahulu dengan
merebusnya di air mendidih. Bila sterilisasi kurang maka ragi berpotensi
tumbuh.
Munculnya
ragi itu bisa mengubah gula yang ada berubah menjadi alkohol dan
karbondioksida. Ini bisa dilacak melalui bunyi dan gas saat botol dibuka. “Bila
fermentasi terdeteksi, status kehalalan jus pun bisa jadi tidak halal,” kata
Anton.
Hasil
Riset: Mengkudu Obati Kanker
Penggunaan
mengkudu untuk pengobatan kanker akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin
banyaknya penelitian mengenai manfaat mengkudu untuk kanker.
Tim
peneliti Universitas Hawai yang dipimpin Annie Hirazumi mendapati bahwa jus
mengkudu meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh (terutama sel makrofag dan
limfosit) tikus putih yang diinduksi dengan sel kanker paru Lewis, sehingga
mampu bertahan hidup 50 hari lebih. Padahal tikus yang tidak diberi mengkudu
hanya mampu bertahan hidup antara 9-12 hari saja. Annie juga meneliti bahwa jus
mengkudu bermanfaat untuk mengatasi sarcoma.
Tim
peneliti Universitas Negeri Lousiana, AS, yang dipimpin Conrad A. Hornick, Ph.D
menemukan bahwa jus mengkudu dalam kadar 10% dapat menghentikan pembentukan
pembuluh darah (anti angiogenesis) pada sel kanker payudara dan merusak
pembuluh darah kanker yang sudah ada, sehingga sel-sel kanker mati.
Sedang
Maria Gabriela Manuele dan kawan-kawan berhasil membuktikan bahwa scopoletin
dapat mengaktifkan limfosit sekaligus membasmi sel kanker limfoma.
Tak
mau kalah dengan kolega-koleganya, Dr. Rangadhar Satapathy, MD menyatakan bahwa
tanaman mengkudu memiliki 150 neutraceutical (zat gizi berkhasiat obat), lima
di antaranya merupakan zat antikanker:
- Polisakarida yang banyak terdapat
pada mengkudu mencegah menempelnya sel yang rusak/bermutasi ke sel lain,
sehingga dapat mencegah terjadinya metastase.
- Damnacanthal, sejenis
anthraquinon, menghambat pertumbuhan sel ganas. Alizarin, anthraquinon
lain, menghentikan aliran darah ke jaringan tumor, sehingga menghentikan
perkembangannya.
- Epigollocatechin gallate (EGCg).
Antioksidan golongan flavonoid polifenol yang banyak terdapat dalam
mengkudu ini mencegah mutasi sel dan menginduksi apoptosis (bunuh diri)
pada sel-sel abnormal.
- Terpenoid dalam mengkudu mencegah
pembelahan sel ganas dan juga menginduksi apoptosis. Salah satu
terpenoidnya, limonen, terbukti efektif untuk mengatasi kanker payudara,
kanker liver, kanker paru, dan juga leukemia. Terpenoid yang lain,
betakaroten, membantu merangsang kelenjar thymus untuk memproduksi lebih
banyak sel Limfosit T yang dapat langsung menghancurkan sel kanker. Sedang
asam ursolat yang juga golongan triterpenoid dapat mencegah pertumbuhan
sel abnormal (kanker) sekaligus menyuruh sel abnormal yang sudah ada untuk
bunuh diri (apoptosis).
- Menurut hasil penelitian Dr.
Heinicke, proxeronine sangat banyak terdapat dalam mengkudu. Di dalam usus
proxeronine diubah menjadi xeronine. Xeronine yang juga diproduksi tubuh
dalam jumlah terbatas ini dibutuhkan untuk mengaktifkan protein sel
sebelum digunakan dalam seluruh proses kimiawi tubuh. Xeronine juga
memperbaiki struktur dan menormalkan fungsi sel-sel tubuh yang rusak.
Karena pada dasarnya setiap sel mengandung protein, maka kecukupan
xeronine dapat memperbaiki segala jenis sel yang tidak normal. Dari sini
diperoleh penjelasan, mengapa efek xeronine berbeda pada tiap orang, namun
umumnya menunjukkan perbaikan kondisi sesuai penyakit masing-masing.
Namun
di balik manfaat mengkudu yang begitu mengesankan ada satu hal yang sering
menjadi kendala dalam mengkonsumsi mengkudu, yaitu aromanya tidak enak. Aroma
khas ini cukup menyengat, disebabkan oleh asam kaproat dan asam kaprat yang
banyak terdapat pada buah mengkudu matang.
Cara
yang digunakan untuk mengurangi aroma ini adalah dengan mencampurkan madu atau
gula merah ke dalam jus mengkudu, kemudian disimpan dalam gelas atau botol kaca
selama 2-4 hari.
Dalam
proses fermentasi ini asam kaproat dan asam kaprat akan terurai sehingga baunya
berkurang, sayangnya belum diperoleh kejelasan apakah proses fermentasi ini
mempengaruhi khasiatnya atau tidak. Menurut kesaksian penggunanya, buah
mengkudu tua yang belum masak (belum banyak mengandung asam kaproat dan asam
kaprat) ternyata kurang berkhasiat dibanding buah mengkudu yang benar-benar
sudah masak.