Negara
Indonesia pada masa sekarang mengalami permasalahan ekonomi yang terjadi dalam
lingkup ekonomi makro dan memerlukan kebijakan dari pemerintah. Seperti di kebanyakan
negara-negara yang sedang berkembang, umumnya terdapat tiga masalah yakni
terkait dengan kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan pengangguran yang terus
meningkat. Permasalahan ekonomi makro dalam membangun negara di Indonesia tidak
hanya itu. Antara lain inflasi yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap
impor, dan utang luar negeri .
1. Masalah Kemiskinan
Upaya
penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya
program Inpres Desa Tertinggal (IDT), pemberian kredit kepada para petani dan
pengusaha kecil berupa Kredit Usaha Kecil(KUK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP),
Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Bapak Angkat, Gerakan Nasional Orang Tua
Asuh (GN-OTA),dan program wajib belajar. Kesemua program tersebut menyebabkan
ketergantungan mayarakat terhadap bantuan pemerintah.
2. Masalah Keterbelakangan
Jika dilihat dari keterbelakangan,
Indonesia masih dikategorikan terbelakang dari segi penguasaan teknologi, sebagai
Negara berkembang. Ciri lain Negara berkembang adalah rendahnya tingkat
pendapatan dan pemerataanya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan
kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin
masyarakat, rendahnya tingkat keterampilan penduduk, rendahnya pendidikan
formal, rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen
usaha. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah berupaya meningkatkan kualitas
SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari Negara
yang maju. Masalah keterbelakangan ini menyebabkan ketergantungan terhadap
tenaga ahli dari luar negeri, sehingga menyebabkan tenaga kerja local banyak
hanya sebagi tenaga kerja kasar.
3. Masalah Kekurangan Modal
Perkembangan dan
modernisasi suatu perekonomian memerlukan modal yang sangat besar. Sebagai
Negara berkembang, Indonesia mengalami kesulitan yang sama, yaitu kekurangan
modal. Kekurangan modal ini disebabkan karena tingkat pendapatan masyarakat
yang rendah, yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal menjadi
rendah. Pendapatan yang rendah juga menyebabkan kemampuan investasi rendah yang
menyebabkan modal dan produktivitas rendah. Untuk mengatasinya pemerintah
melakukan suatu program besar yaitu meningkatkan kualitas SDM dan peningkatan
investasi menjadi lebih produktif. Namun peningkatan SDm tidak bias nstan
sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Sedangkan untuk investasi, indonsia
masih banyak mengharapkan investasi dari pihak luar. Tentunya ini menyebabkan
ketergantungan yang belum bisa di lepaskan.
4. Masalah Pemerataan Pendapatan
Pembangunan ekonomi
Indonesia yang tidak merata dan terkonsentrasi hanya di kota-kota besar, terutama
di Pulau Jawa dan didominasi oleh kelompok tertentu. Faktor yang perlu di
ketahui adalah memang benar setiap Negara berkembang, termasuk Negara Indonesia
akan menghadapi kendala dalam pemerataan pendapatan dan dan hasil lainnya. Pada
hakikatnya, pembangunan nasional yaitu pembangunan insan Indonesia seutuhnya
sehingga keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dengan keberhasilan
dibidang pertumbuhan ekonomi (secara materi). Otonomi daerah yang diharapkan
mampu memicu perkembangan ekonomi daerah malah memperparah kesenjangan antara
daerah yang mempunyai sumber daya lebih dengan yang kurang. Ketidakmerataan ini
menyebabkan ketergantungan masyarakat untuk melakukan urbanisasi, sehingga
meningkatkan angka kemiskinan di kota-kota besar.
5. Ketergantungan Terhadap Impor dan
Utang Luar Negeri
Tingkat ketergantungan
yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta terhadap impor dan utang luar
negeri merupakan masalah pembangunan. Impor yang tinggi akan mengurangi
cadangan devisa Negara. Jika cadangan devisa berkurang, stabilitas ekonomi
nasional akan lemah. Utang luar negeri satu masalah yang serius bagi
pemerintah. Jika suatu Negara memiliki utang luar negeri maka masalah yang
muncul adalah menyangkut beban utangnya dan pembayaran bunga utang setiap tahun
serta pelunasan pokok utangnya. Total utang luar negeri Indonesia setiap
tahunya meningkat. Contohnya pada puncak krisis ekonomi tahun 1998,rasio utang
luar negeri Indonesia terhadap total PDB mencapai jumlah tertinggi didunia. Indonesia
mengalahkan Negara pengutang lainya yaitu Amerika Latin, seperti Meksiko, Brazil
dan Argentina. Masalah utang ini menyebabkan Negara Indonesia kesulitan dalam
melepaskan diri dari intervensi negara yang memberikan utang, seperti Amerika
Serikat. Tentunya hal ini membawa dampak yang buruk terhadap kehidupan politik
dan social budaya masyarakat Indonesia.
Sekian.....Terima kasih
No comments:
Post a Comment